Kamis, 18 Agustus 2011

CATATAN DARI JEPANG (Sebuah Prolog) - Part 1

Saya teringat ketiadaan catatan perjalanan terkait kegiatan di Jepang, 2009 silam. Sudah lama memang, tapi agar semakin tidak tergerus daya ingat yang terbatas, saya coba tulis seingat-ingatnya, semampu-mampunya, selamat menyaksikan :)
                                                                                                                                                                                                                           

Semua bermula dari tawaran mewakili Kota Bandar Lampung di seleksi JENESYS (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths) Programme yang dikabarkan Kak Indra Pradya pada saya. Mungkin karena ketiadaan waktu untuk seleksi, maka pihak Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandar Lampung sepakat mencari saja perwakilan yang akan dikirim untuk seleksi di tingkat provinsi. Alhasil, Kak Indra yang bekerja di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandar Lampung -sebelumnya, Disbudpar dan Dispora tergabung dalam satu perangkat dinas saja, Disbudparpora- menunjuk saya untuk ikut seleksi, dan disepakati oleh pihak Dinas.

Perkenalan saya dengan Kak Indra, serta segenap pihak Dispora dan Disbudpar, berawal dari keikutsertaan saya di ajang pemilihan duta pariwisata yang lebih dikenal dengan Pemilihan Muli-Mekhanai Kota Bandar Lampung 2008. Mungkin teman-teman kurang familiar dengan "Muli-Mekhanai" ini, maka untuk memudahkan, ya semacam "Abang-None" di Jakarta atau "Dimas-Diajeng" di Yogyakarta. Saat itu, saya berhasil menjadi juara III. Hasil ini cukup memuaskan, karena saat itu saya masih duduk di kelas 11 SMAN 2 Bandar Lampung dan menjadi salah satu peserta paling muda -kebanyakan sudah kuliah- Terlebih, dalam ajang lanjutan pemilihan serupa di tingkat provinsi yang diikuti seluruh pemenang tingkat kabupaten dan kota, saya dapat juara II. Dari situ, saya kenal baik dengan Kak Indra dan orang-orang di Dispora dan Disbudpar.

Mungkin dari pemilihan itu juga, Kak Indra merekomendasikan saya ke Dispora untuk mewakili Kota Bandar Lampung seleksi JENESYS Programme, dan saya dapatkan surat rekomendasi itu. Maka, bersiaplah saya untuk ikut seleksi.
                                                                                                                                                                     

Saat seleksi tiba, di bulan Maret saya lupa tanggal persisnya. Lokasinya di kantor Dispora Provinsi Lampung. Saya izin tak sekolah untuk seleksi itu. Tercatat, sepuluh 11 pasang perwakilan kabupaten dan kota se-Provinsi Lampung hadir. Di seleksi itu, saya yang paling tua, duduk di kelas 12 SMA dan sebentar lagi akan berhadapan dengan momok anak sekolah, Ujian Nasional. Kebanyakan yang lain masih kelas 10 dan 11.

Setelah tes tertulis dengan materi bahasa Inggris, pengetahuan umum, dan kebudayaan Lampung, kami lanjut ke tes wawancara. Tim penyeleksinya saya lupa nama-namanya. Yang jelas, ada seorang budayawan Lampung, ada perwakilan dari Dispora -kalo tidak salah namanya Pak Fakhrudin- ,  Bunda Eka (konsultan psikologi dan kepribadian) Kak Fitri (pengajar bahasa Inggris di LB LIA, alumnus Program Pertukaran Pemuda SSEAYP), dan Aparel (juga alumnus SSEAYP).

Di Aparel -sebelum dan saat seleksi, saya manggil dengan "Mbak Aparel", sampai kemudian dia menolak dan minta dipanggil 'Aparel' saja- dia bertanya seputar pengetahuan tentang Jepang. Alumnus Program SSEAYP ke Jepang dan negara-negara Asia Tenggara ini nanya, misalnya Harajuku, Shinkansen, budaya-budaya Jepang, adat-istiadatnya. Waktu itu, saya sama sekali belum mencintai Jepang sehingga gak banyak tahu seluk-beluknya, hanya sepintas sekilas, jadi agak kesusahan menjawabnya, walaupun bisa dan tahu :) Aparel juga sedikit bercerita pengalamannya ikut pertukaran pemuda.

Setelah Aparel, saya ke Bapak Budayawan yang saya lupa namanya itu. Saya ditanya tentang adat budaya Lampung. Tau lagu Lampung? Tahu. Bisa nyanyi? Bisa, tapi suara jelek. Disuruh nyanyi, maka saya nyanyi hehehe. Hampir semua peserta menyanyi lho. Bisa nari? Tidak, hanya pernah belajar tapi sudah lupa. Beruntungnya, saya masih ingat nama-nama gerakan Tari Bedana yang ditanyain ke saya. Bisa main musik tradisional? Tidak, hanya bisa main gitar. Tapi saya masih ingat teknik dasar bermain kulintang pekhing -kulintang tradisional Lampung yang nadanya do.re.mi.sol.la.si.do- Ketika saya bilang kulintang pekhing, si Bapak antusias. Dia juga mengajar kulintang pekhing di sanggar budayanya dan di beberapa sekolah. Ternyata, Bapak ini adalah rekan guru seni musik sekolah saya, Pak Nyoman, yang mengajarkan saya main kulintang.

Kemudian Bapak dari Dispora. Dengan Bapak ini, saya cukup kagum. Bapak berjanggut ini bertanya tentang pengetahuan umum, yang alhamdulillah lancar saya jawab. Setelah bertanya, si Bapak memberi banyak wejangan. Beliau bilang, tetap ingat sama Allah dan Tanah Air selama di negeri orang, jangan pernah lalai ibadahnya terutama sholat, karena itu identitas kita. Saya tersenyum, dan mengiyakan.

Dengan Bunda Eka, yang juga sebelumnya sudah saya kenal dari acara-acara di Muli Mekhanai, pertanyaannya seputar kepribadian. Dengan beliau, serasa bukan seleksi, karena lebih anyak sesi curhatnya daripada serius seleksinya, it's really fun :)

Last but not least, it's the session of scary! hahaha ya, dengan Kak Fitri, jantung berdebar-debar. Karakternya keras tegas dan tajam. Wajarlah dia jadi wakil ketua kontingen SSEAYP di tahunnya, yang berkesempatan bertatap muka langsung dengan Kaisar Akihito. Bayangkan!!! Tak semua orang berkesempatan bertemu langsung dengan Kaisar Jepang, bahkan seorang pemimpin negara sekalipun. Maka dari itu, Kak Fitri ini sangat mengagumkan. Saya sudah tahu beliau sewaktu les di LIA, tapi gak pernah diajar langsung. Semula, pertanyaan-pertanyaan Kak Fitri yang menohok membuat saya gugup, tapi lama-kelamaan -dan memang lama diwawancara beliau- saya rileks juga. Kak Fitri bertanya visi saya ke depan, dengan bahasa Inggris tentunya. Di beberapa hal, saya juga berdebat. Misal ketika ditanya tentang politik, saya bilang ingin jadi pengamat politik, sementara dia bilang bagaimana mau mengubah politik kita sementara kita hanya bermain di luar sistem??? Ya benar juga, walopun ada di dalam maupun di luar sistem itu sama pentingnya dalam mengawal sesuatu. But overall, this interview was really great! Yang paling saya ingat dari Kak Fitri, beliau bilang: bahasa Inggris itu penting, bahasa Jepang juga penting. Tapi yang paling penting saat membawa nama Indonesia, adalah manner ! Jangan khawatir dengan bahasa, karena manner adalah segalanya.. :)

                                                                                                                                                                     

Dari pagi, akhirnya seleksi selesai dan langsung diumumkan saat itu juga. Waktu itu magrib, azan baru saja berkumandang. Kami dikumpulkan di aula kecil, kemudian diumumkan. Kuota perwakilan Lampung yang diambil melalui Dispora hanya 3 orang. Dan pengumuman tiba.

--------------------------------------Fathur Rahman Mutiara Hikmah-------------------
----------------------------------------------Fanni Elfiana------------------------------
-------------------------------------Mas Muhammad Gibran Sesunan------------------

Ya, nama saya disebut terakhir saat diumumkan sebagai peserta yang lolos dan berhak berangkat ke Jepang bergabung dengan kontingen Indonesia !!! Beberapa waktu kemudian, Kak Fitri cerita, kami bertiga yang terpilih diumumkan secara random, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menurut para juri seperti kata Kak Fitri, kekurangan itu diharapkan bisa saling ditambal oleh kelebihan yang ada pada kami bertiga ketika membawa nama Lampung dan Indonesia di kancah internasional :)

Hari itu, saya pulang dengan senyum. Begitu sampai di rumah, saya agak berteriak:
                                             SUKSES! AKU KE JEPANG !!!

Saya senang, karena salah satu agenda hidup saya: ke luar negeri karena prestasi dan membawa nama Indonesia, bisa terwujud.

Ps: doa orang tua memang luar biasa, apalagi ditambah dengan doa orang-orang di sekeliling kita. Maka berdoalah, mintalah restu pada mereka. Ora et labora !

1 komentar: