Rabu, 26 September 2012

Epigram (12)

Setiap langkah adalah menuju jalan pulang.

Maka nantikan aku. Semoga Ia melapangkan dan meluruskan.

Epigram (11)

Idealisme itu milik setiap ia yang dititipkan nyawa dan diberi kesempatan untuk bersikap.

Keyakinan dan sikap adalah tanggung jawab semua manusia sebagai manusia, karena ia adalah pembeda.

Maka jangan kau teriaki mereka yang yakin dengan sikapnya selama ia berjuang.

Lebih baik kita bertanya dalam diri, apa yang sudah kita lakukan ?

Jangan-jangan kita terlalu sibuk meneriaki orang lain sampai kita lupa siapa kita dan apa yang telah kita lakukan ?

Maka sadarilah, bicara apa yang seharusnya dibicarakan adalah kewajiban.

Mungkin Anda sibuk mengkritik subyek namun lupa substansi yang mengakar.

Jangan pula menuduh dan menuding seolah pertanggungjawaban diri hanya milik mereka yang berdemonstrasi, diskusi, teriak di jalanan,

bahwa sepuluh dua puluh tahun lagi sikap kita ditunggu apakah kelak kita dibungkam dengan uang dan kuasa.

Pembuktian sikap adalah milik manusia, manusia bergerak, pura-pura bergerak, pun manusia yang diam.

Maka camkan ! Jangan pernah bicara seolah pertanggungjawaban hanya milik mereka yang hari ini berkoar dan tak mengena bagi mereka yang diam.

Karena ia ada dalam diri kita semua.




Untuk kamu yang selalu meremehkan.........

Epigram (10)

Kita dituntut untuk banyak tau, bukan untuk tau segalanya.

Jadi jika ada yang tidak diketahui, santai saja dan segera cari tau.

Jangan berlebihan karena kita bukan Tuhan.


-GS-


Rabu, 05 September 2012

Ketika Estafet (Segera) Beralih


Ini cerita tentang waktu. 

Tentang aku yang beberapa waktu lalu dibimbing, yang kini berkewajiban membimbing. Yang semula diteladani  orang-orang di sekitarku, kini harus memantaskan diri menjadi seorang teladan. Yang dahulu berjuang bersama angkatan muda, yang kini telah berpencar ke segala arah dengan jalan perjuangannya masing-masing.

Waktu adalah anugerah. Waktu juga musuh. Ia bukan hanya musuh tangguh bagi ingatan, tapi juga peraih kemenangan gilang-gemilang bagi mereka yang tak mempersiapkan.

Estafet harus beralih, sebagaimana panji di medan perang harus tetap berkibar. Jangan biarkan ia tersungkur dan tak terpedulikan.


Jangan karam, jangan kandas, saudaraku, sahabatku, adik-adikku.

Perjuangan mesti beralih, ia harus tetap dilanjutkan. Bisa jadi perjuangan ini terhenti di suatu masa, tetapi dosa besar jika itu terjadi di masa kita.

Maka sambutlah tenaga-tenaga baru yang menambah warna. Sambung asamu dan asanya menjadi kebersamaan dalam perjuangan.

Dan saatnya mempersiapkan. Karena kita percaya, jika niat ini baik, pasti akan ada yang melanjutkan.



Untuk DEMA Justicia.