Selasa, 06 Agustus 2013

Olahraga Berburu Babi di Bukit Cambai, Solok- Sumatera Barat

Pernah mendengar olahraga berburu babi ala Minang? Mungkin banyak yang masih asing dengan olahraga satu ini, tetapi kegiatan ini dapat menjadi alternatif untuk mengisi liburan Anda.

Berburu babi merupakan tradisi masyarakat di beberapa daerah di Sumatera Barat, salah satunya di Kabupaten Solok. Mulanya, tujuan berburu babi adalah untuk mengamankan ladang dan kebun dari babi hutan yang sering merusak tanaman bahkan juga menyerang peladang. Namun, kini berburu babi hutan telah menjadi hobi bagi sebagian orang.

Sewaktu mendaki Bukit Cambai di Nagari Simpang Tanjung Nan IV, Kec. Danau Kembar, Kabupaten Solok, saya berkesempatan bertemu dan melihat para peburu babi hutan yang sedang beraksi.

Peburu ini berjalan berkelompok dari pagi hingga sore, yang masing-masing orang disertai 3 sampai 6 ekor anjing. Anjing yang dibawa adalah anjing agresif yang terlatih. Anjing-anjing inilah yang akan memandu pencarian babi dengan menyalak dan mengejar babi hutan apabila telah ditemukan.

Jika berhasil terkepung, maka anjing-anjing peburu akan menyerang babi tersebut sampai mati dan memakan dagingnya. Namun ada juga peburu yang membawa daging hasil buruannya untuk dijual.


Kegiatan ini biasa dilakukan oleh warga saat akhir pekan. Selain sebagai ajang bersilaturahmi, kini ada juga yang menjadikan berburu babi sebagai olahraga minat khusus dengan menggelar event-event perburuan massal.


M. M. Gibran Sesunan
Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit 2 Periode Genap-2 / 2013
Nagari Simpang Tanjung Nan IV, Kec. Danau Kembar, Kab. Solok - Sumatera Barat

Tulisan ini dimuat di website Detik Travel.

Danau Kembar dan Destinasi Keren di Solok-Sumatera Barat

Dengan lokasi yang strategis yaitu sekitar 1 jam dari Kota Padang dan 3,5 jam dari Kota Bukittinggi, Kabupaten Solok adalah salah satu destinasi yang wajib Anda singgahi jika berkunjung ke Sumatera Barat. Selain Danau Singkarak yang popularitasnya mendunia lewat ajang balap sepeda Tour De Singkarak, lengkapi catatan perjalanan Anda dengan mengunjungi obyek-obyek di bawah ini.

Danau Kembar
Terdapat Danau Di Ateh (Danau Atas) dan Danau Di Bawah (Danau Bawah) yang lokasinya berdekatan dan kondisi alam sekitarnya yang hampir serupa sehingga dinamai Danau Kembar.
Terletak di Kecamatan Danau Kembar, 60 kilometer dari Kota Padang ke arah Arosuka, ibukota Kabupaten Solok. Dari pertigaan Lubuk Selasih, ambil jalan menanjak untuk menuju Danau Kembar atau Alahan Panjang.

Di persimpangan Simpang Tanjung Nan IV, belok kanan jika Anda ingin menuju Dermaga di tepi Danau Atas, atau belok kiri jika ingin menuju Panorama. Di Dermaga, terdapat speedboat yang disewakan untuk pengunjung mengitari danau. Sementara di Panorama, Anda dapat melihat Danau Atas dan Danau Bawah serta Gunung Talang dan Gunung Kerinci.

Jika hendak menuju tepi Danau Bawah, berjalanlah ke arah Pasar Simpang dan lewati jalan menuju Jorong Kapalo Danau Di Bawah. Danau Bawah yang luasnya lebih kecil ini belum dikelola sehingga masih asri dengan suasana perdesaan khas Ranah Minang.
Siapkan pakaian hangat karena Anda akan disambut dengan suhu dingin khas pegunungan.

Danau Talang
Danau Talang terletak di kaki Gunung Talang, tepatnya di Kampung Batu Dalam. Suasana sekitarnya masih sunyi dan alami. Daya pikat Danau Talang tak kalah dari danau lain di Sumatera Barat.

Jika hendak berjalan kaki dari Simpang Tanjung Nan IV, berjalanlah ke arah kompleks Kantor Kecamatan dan Polsek Danau Kembar menyusuri jalan berbatu. Medan yang ditempuh berupa kawasan ladang hingga jalan setapak bersemak-belukar diselingi beberapa perkampungan sejauh 3 kilometer. Atau jika ingin berkendara, Anda dapat belok kiri dari Panorama ke arah Jorong Air Tawar – Bukik Sileh dengan kondisi jalan yang sebagian telah beraspal.

Air Terjun dan Kebun Teh
Jalan yang berkelok-kelok dari Lubuk Selasih menuju Danau Kembar tidak akan membosankan karena Anda akan disuguhi pemandangan yang indah selama perjalanan. Setidaknya terdapat tiga air terjun di pinggir jalan raya yang dapat Anda nikmati.

Hamparan kebun teh juga menjadi daya tarik tersendiri. Berhentilah sejenak untuk mengabadikan dan berfoto-ria serta mencicipi lontong sayur dan lontong pical di warung kopi yang berjejer sepanjang kebun teh. Anda juga dapat menikmati kegagahan Gunung Talang, gunung berapi aktif setinggi 2597 mdpl dari sini.

Masjid Tuo Kayu Jao
Masjid asri yang terletak di Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, 1 kilometer dari tepi jalan raya ke arah Danau Kembar ini adalah obyek wisata religi. Masjid bercorak Minangkabau ini merupakan cagar budaya yang telah berdiri sejak awal abad 16 dan menjadi saksi perkembangan ajaran Islam di Sumatera Barat.

Konon, semula Masjid Tuo Kayu Jao hendak dibangun di atas bukit, namun kayu-kayu yang telah dipersiapkan sebagai bahan bangunan terbawa banjir bandang dan terkumpul di suatu tempat. Akhirnya diputuskan bahwa tempat terkumpulnya kayu tersebut sebagai lokasi masjid sebagaimana dapat kita lihat saat ini.

Masjid Tuo Kayu Jao hingga kini masih digunakan untuk kepentingan peribadatan.

Bukit Cambai
Bagi penggemar wisata minat khusus seperti trekking dengan tingkat kesulitan yang tidak terlalu berat, Bukit Cambai adalah alternatif tujuan jika Anda tidak sempat mendaki Gunung Talang. Bukit Cambai terlihat dari jalan raya dan nampak berbentuk seperti bukit dalam film teletubbies.

Anda dapat memulai pendakian dari Pasar Simpang ke arah Kapalo Danau Di Bawah dan mendaki selama 2 jam. Di puncak, Anda akan melihat 4 danau yang ada di Kabupaten Solok: Danau Atas, Danau Bawah, Danau Talang, dan di kejauhan terlihat Danau Singkarak.

Bukit Cambai juga menjadi tempat favorit untuk berburu babi hutan yang merupakan tradisi masyarakat lokal.

Itulah 5 destinasi di Kabupaten Solok yang akan memperkaya pengalaman Anda selama di Sumatera Barat. 

M. M. Gibran Sesunan
Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit 2 Periode Genap-2 / 2013
Nagari Simpang Tanjung Nan IV, Kec. Danau Kembar, Kab. Solok, Sumatera Barat

Tulisan ini dimuat di website Detik Travel.
http://travel.detik.com/read/2013/05/17/104200/2241870/1025/danau-kembar-dan-4-destinasi-keren-di-solok-sumbar

Advokat dan Korupsi

Publik lagi-lagi terhenyak menyaksikan adanya advokat yang terjerat kasus korupsi. Adalah advokat berinisial MCB yang digelandang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam sebuah operasi tangkap tangan karena diduga menyuap seorang pegawai Mahkamah Agung (MA).
Kita tentu masih ingat ketika beberapa waktu lalu Haposan Hutagalung ikut terjaring dalam sindikat besar mafia hukum Gayus Tambunan, juga Harini Wijoso yang tersandung kasus suap untuk memuluskan kasus Probosutedjo, serta Adner Sirait yang juga tertangkap tangan ketika menyuap hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara. Kesemuanya adalah pengacara hitam yang mencoreng citra korps advokat sebagai penegak hukum.
Tentunya para pengacara hitam tersebut hanyalah segelintir oknum. Masih banyak advokat-advokat yang dapat menjadi teladan sebagai macan pengadilan yang berjuang mencari keadilan berlandaskan kejujuran dan semangat antikorupsi. Banyak pula pembela umum yang bekerja secara cuma-cuma (pro bono) tanpa menomorsatukan materi finansial demi membela kepentingan hukum orang-orang yang tidak mampu dan terpinggirkan.
Oleh sebab itu, penting bagi para advokat untuk berkonsolidasi agar harga diri dan kehormatan profesi advokat sebagai profesi mulia lagi terhormat (officium nobile) dapat terjaga. Jangan sampai muncul kesan di masyarakat, apabila mendengar kata “advokat” atau “pengacara” maka yang muncul di benak publik adalah hal-hal yang berbau kecurangan dan dunia hitam mafia hukum.
Solidaritas korps (esprit de corps) harus dibangun secara positif untuk membersihkan organisasi profesi dari advokat korup. Maka, peran organisasi advokat dalam menegakkan Kode Etik Advokat Indonesia secara sungguh-sungguh menjadi kunci pembenahan bagi profesi advokat untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada advokat sebagai penegak hukum.
Dalam kasus-kasus mafia hukum yang melibatkan advokat, Dewan Kehormatan Advokat selain harus memeriksa tersangka dalam pengadilan etik, juga sepatutnya memeriksa rekan sejawat advokat yang bersangkutan untuk membuktikan apakah perbuatan tersangka dilakukan secara sistematis dan terstruktur, contohnya apakah terdapat komando untuk menggunakan cara-cara melawan hukum dari firma hukum tempatnya bekerja selama menjalankan tugasnya. Kemungkinan seperti ini yang harus diusut tuntas dan mengakar agar memberikan efek jera bagi para advokat. Ini juga sebagai bentuk pengajaran kepada advokat-advokat muda agar tidak terjerembab ke dalam dunia hitam karena dijadikan umpan segar sebagai pelaksana teknis praktik curang, karena advokat-advokat muda ini dapat dikorbankan oleh atasannya sebagai tameng pelindung.
Advokat juga harus mengajarkan masyarakat cara menegakkan hukum tanpa melakukan penistaan terhadap hukum itu sendiri. Advokat yang berperilaku korup sedikit banyak juga dikarenakan adanya permintaan klien yang menghalalkan segala cara untuk memuluskan kepentingannya. Maka, dua pihak ini sama-sama perlu mengedukasi dirinya untuk mencegah menjamurnya mafia peradilan.

Hukum bukanlah soal menang atau kalah. Jangan sampai hukum yang ditegakkan kian jauh dari kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan sebagai jiwa hukum. Penegakan hukum yang direkayasa tidak akan  pernah bisa mewujudkan tujuan hukum yaitu untuk memulihkan keadaan sebagaimana mestinya (restitutio in integrum). Kita menantikan advokat yang seberani Mr. Iskaq dan Mr. Sastromoeljono kala membela Bung Karno di pengadilan kolonial Landraad, secerdas Mr. Yamin dan Soepomo dalam menata Indonesia yang baru merdeka, dan seteguh Yap Thiam Hien dalam membela hak-hak warganegara yang dikebiri penguasa. Kita menunggu.

M. M. Gibran Sesunan
Asisten Peneliti pada Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat Korupsi) Fakultas Hukum UGM

Tulisan ini dimuat di Harian Lampung Post, 30 Juli 2013.